CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Jumat, 04 Mei 2012

Semuanya Mudah di Tangan JK

Jusuf Kalla (69), mantan wakil presiden bersapaan JK itu, memandu acara obrolan televisi "Jalan Keluar" di Kompas TV. Gayanya yang ceplas-ceplos menjadi hiburan tersendiri. Selain tentunya solusi atau jalan keluar yang disodorkan yang tampaknya serba gampang.

Sempat mengaku merasa lelah, Kalla hingga kini bertahan dan tetap setia memandu "Jalan Keluar" yang disingkat "JK" juga. Bagi Kalla, menjadi host merupakan pengalaman baru yang cukup dinikmatinya. "Saya diminta menjadi host dan bersedia karena acara ini memberi inspirasi," kata Jusuf Kalla.

"Biasanya saya kan menjadi narasumber. Tiap ada masalah, saya melihat pengalaman dulu sebelum mencari jalan keluarnya," katanya menambahkan.

Pengalaman selama menjabat sebagai menteri dan wakil presiden dan dunia bisnis, menurut Kalla, sangat membantu dalam mencarikan jalan keluar. Berbekal kekayaan pengalaman itu, Kalla dengan ringan merangkum masalah dan memberi solusi. Ia punya segudang solusi untuk beragam persoalan, seperti kenaikan harga BBM, mahalnya harga pangan, dan bagaimana menciptakan Jakarta yang nyaman.

Banyak akal

Sebagai seorang saudagar yang dalam bahasa Sansekerta berarti banyak akal, Kalla membuktikan bahwa ia memang banyak akal. Ia mampu menawarkan terobosan untuk penyelesaian masalah. Dulu, sebagai wapres, misalnya, Kalla menjembatani penyelesaian konflik Aceh.

Program talkshow "Jalan Keluar" memasuki episode ke-30. Lima episode pertama ditayangkan secara langsung dari halaman belakang rumah Kalla di Kemang, Jakarta Selatan. Lokasi pengambilan gambar lalu pindah ke ruang tamu. Pasalnya, suatu ketika cucunya tiba-tiba memasang ayunan di halaman rumah tanpa sepengetahuan si kakek. Ruang tamu rumah pun sempat "porak-poranda" dipenuhi kabel, kamera video, dan kru televisi.

Meski Kalla tak berkeberatan dengan kegaduhan itu, lokasi shooting akhirnya dipindah ke hotel terdekat. Menyiasati padatnya jadwal Kalla, pengambilan gambar yang biasanya dilakukan secara langsung diganti menjadi rekaman.

Pernah pula rekaman acara "JK" digelar di kantor kompleks Kompas Gramedia di Palmerah Selatan. Totalitas Kalla pada perannya sebagai pemandu acara sangat kentara pada proses perekaman acara. Begitu tiba di lokasi, Kalla berbincang-bincang dengan para narasumber selama hampir dua jam sebelum proses pengambilan gambar dimulai. Ia mengambil secarik kertas dan mencoretkan pokok-pokok penting dari perbincangan itu.

Narasumber yang hadir saat itu antara lain

Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Sudirman Saad serta pengusaha Sofjan Wanandi. Mereka

membahas upaya memaksimalkan potensi laut.

Kalla membuka obrolan dengan memaparkan besarnya potensi laut yang 70 persen dari wilayah Indonesia. Sudirman menjawab lontaran pertanyaan Kalla tentang kesejahteraan nelayan. Kalla balik mempertajam paparan narasumber tentang beban biaya hidup nelayan. Begitu seterusnya. Diskusi pun mengalir alamiah.

Solusi

Pada setiap akhir tayangan, Kalla selalu mempersilakan masing-masing narasumber mengungkapkan tawaran solusi. Itu sebabnya Sudirman mengaku kagum karena Kalla bisa memetakan permasalahan dengan baik lalu menguraikannya kembali. Dari forum itu, antara lain, ditekankan perlunya keberpihakan, sistem penjaminan, dan upaya mempermudah perizinan.

"Ada jalan keluar, tidak sekadar berbincang," kata Sudirman

Di tangan Kalla, semua persoalan di negeri ini terasa mudah untuk diselesaikan. "Di Indonesia ini banyak dilema dan ironi. Justru karena ada dilema ini, kita cari solusi. Semuanya sebenarnya mudah. Kalau tak ada dilema, ndak usah ada acara seperti ini," ujar Kalla seusai pengambilan gambar.

(kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar