CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Selasa, 18 September 2012

Berawal Dari Cuma Satu Pesawat, Sekarang Lion Air Menantang AirAsia dan Garuda

article-image

Grup Lion Air kembali membuat gebrakan dengan menantang dominasi AirAsia sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah di Asia Tenggara. Dengan menggandeng National Aerospace and Defense Industries (NADI), Grup Lion membentuk Malindo Airways. Pesawat inilah yang nantinya menjadi pesawat rendah biaya yang beroperasi di kandang AirAsia.

Ini merupakan gebrakan terbaru setelah pada November tahun lalu Grup Lion memborong 230 pesawat Boeing senilai US$22,4 miliar. Pesawat-pesawat ini dikirim bertahap pada 2017-2025. Sebelumnya Lion juga memesan 178 Boeing 737-900ER yang diantar bertahap sejak 2007 hingga 2017.

Namun, siapa yang tahu usaha Lion ini bermula hanya menggunakan satu pesawat, Boeing 737-200. Itu saja pesawat pinjaman. Lion yang secara hukum berdiri pada Oktober 1999, dan baru mulai beroperasi pada 30 Juni 2000.

Bukan kecil lagi, laman Forbes melaporkan Lion sudah menguasai 51 persen penerbangan domestik. Dengan 71 armada armada, ditambah pesawat turboprop yang lebih kecil –yang dioperasikan anak perusahaannya, Wings Air– akan memungkinkan perusahaan menambah rute baru. Apalagi pasar penerbangan domestik telah meningkat 18 persen menjadi 51,5 juta penumpang pada tahun lalu, dan akan meningkat dua kali lipat dalam waktu lima tahun ke depan. Ini merupakan pasar yang empuk bagi Grup Lion.

Hingga akhir tahun saja, total pesawat Grup Lion sudah mencapai 92 armada, ini termasuk pesawat kecil yang dioperasikan Wings. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan datangnya pesawat pesanan dari Boieng, hingga menjadi 408 pesawat pada 2015 mendatang.

Tak cuma pasar penerbangan rendah biaya yang diambil. Grup Lion juga telah menantang Garuda Indonesia dan Pacific Royale, dua maskapai Indonesia yang telah mengaplikasikan layanan full service.

Ini ditandai pada pengumuman Juni lalu. Perusahaan mengumumkan telah memesan lima Boeing 787 Dreamliner senilai US$967,5 juta. Pesawat berbadan lebar ini diperuntukkan untuk maskapai Batik Air, anak usaha yang mulai beroperasi pada Maret 2013.

"Kami sudah positif membeli lima unit Boeing 787 Dreamliner," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat itu.

Batik Air sendiri nantinya akan melayani rute-rute internasional jarak menengah, antara lain penerbangan ke Jepang, Korea Selatan, China, Sidney, dan Timur Tengah.

(VIVAnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar