Sedikitnya enam orang tewas dan puluhan lainnya cedera akibat pesawat yang mereka tumpangi melakukan pendaratan darurat di sebuah sungai di Siberia, Rusia, Senin (11/7).
Menteri Keadaan Darurat Rusia Sergei Shoigu mengatakan 33 penumpang termasuk seorang anak, dan empat anggota awak berada di pesawat An-24 tersebut.
Lembaga penanganan darurat regional menyatakan lima penumpang tewas seketika, sementara seorang lagi meninggal di rumah sakit, demikian laporan Xinhua.
Seorang pejabat di Departemen Pertahanan Sipil regional, Yaroslava Karpenko mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa sekitar 30 orang cedera akibat kecelakaan itu dan empat di antara mereka berada dalam kondisi serius.
Menurut laporan media setempat, seorang anak yang berusia dua tahun dan ibunya selamat tanpa cedera.
Kantor berita Itar-Tass melaporkan pesawat itu terpaksa melakukan pendaratan di Sungai Ob, Siberia, sekitar pukul 09.00 waktu Moskow (12.00 WIB), setelah salah satu mesinnya diketahui terbakar. Ditambahkannya, sebagian pesawat tersebut pecah selama pendaratan tersebut.
Penduduk setempat melaporkan pilot pesawat berusaha mendaratkan pesawatnya di Sungai Ob guna memadamkan api di mesin kiri pesawat itu, tapi ekor pesawat tersebut hancur karena benturan.
Pesawat tersebut, yang sedang dalam penerbangan dari Tomsk ke Surgut, milik perusahaan penerbangan Angara.
Setelah kejadian itu, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengadakan pertemuan dengan Shoigu dan menginstruksikan larangan terbang bagi semua pesawat An-24 karena keprihatinan mengenai keselamatan.
"Semua yang saya katakan mengenai pesawat Tupolev-134 harus dilaksanakan sama dengan pesawat An-24," kata Medvedev sebagaimana dikutip media lokal.
Pesawat jenis An-24 telah terlibat dalam serangkaian kecelakaan fatal selama beberapa tahun belakangan.
(Media Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar