CARA MUDAH BERBISNIS TIKET PESAWAT

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Senin, 11 Juli 2011

Pesawat Penumpang Jatuh di Kongo



Sudan Selatan telah resmi menjadi negara baru pada Jumat tengah malam waktu setempat.

Peristiwa ini merupakan puncak dari proses yang terjadi sejak kesepakatan damai tahun 2005 yang mengakhiri perang sipil berdarah yang cukup lama.

Sebelumnya, referendum digelar dalam kerangka kesepakatan damai, dan 95% memilih untuk merdeka.

Kemerdekaan Sudan Selatan ini terjadi setelah konflik dengan utara yang terjadi sejak beberapa dekade dan menyebabkan 1,5 juta orang tewas.

Peringatan kemerdekaan di Juba mulai pada tengah malam waktu setempat. Ketika jam menunjukan waktu 00, lagu kebangsaan baru pun diputar melalui televisi.

Sudan Selatan menjadi negara yang ke 193 yang secara resmi diakui PBB dan merupakan anggota PBB yang ke 54 di Afrika.

Wartawan BBC di Juba Will Ross melaporkan perayaan kemerdekaan berlangsung di jalanan, orang-orang berkumpul dan melambaikan bendera Sudan Selatan, memukul drum dan meneriakan nama Presiden Salva Kiir Mayardit.

Upacara kemerdekaan secara resmi akan dilakukan pada Sabtu (9/7) ini.

Juru bicara Dewan Legislatif Sudan Selatan James Wani Igga, membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Sudan Selatan, dan beberapa menit kemudian bendera kebangsaan Sudan diturunkan dan diganti dengan bendera Sudan Selatan.

Presiden Sudan Omar al-Bashir dan Sekjen PBB Ban Ki-moon berada diantara para pejabat internasional yang hadir dalam perayaan kemerdekaan Sudan Selatan yang dilakukan di Ibukota Juba.

Sudan merupakan negara pertama yang secara resmi mengakui negara tetangga barunya.

Selain itu, tamu kehormatan lainnya yang hadir adalah Mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, Perwakilan AS di PBB, Susan Rice, dan Komandan militer AS di Afrika Jenderal Carter Ham.


(BBC Indonesia)




Support by :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar