Untuk sementara semua kegiatan akrobatik pesawat di udara terpaksa dihentikan, kata Danlanud Tabing Padang Letkol PNB Awang Kurniawan di Padang, Jumat (24/6/2011).
"Mulai hari ini (Jumat) tidak ada lagi atraksi akrobatik pesawat di atas udara dalam MAS (Minang Aerosport Show) di Lapangan Udara Tabing Padang, yang ada hanya keberadaan pesawat yang tidak ada pergerakan," katanya.
Dia menambahkan, masyarakat Kota Padang tidak lagi menyaksikan secara langsung akrobatik pesawat di udara. Masyarakat hanya bisa melihat model pesawat aero yang ditampilkan dalam MAS.
"Pihak TNI AU sekarang ini terus berupaya melakukan koordinasi dengan Konjen Malaysia di Medan untuk proses pemulangan jenazah pilot pesawat yang jatuh, tetapi saat ini belum mendapatkan informasi dari Medan," katanya.
Menurut dia, jenazah pilot pesawat yang jatuh saat berakrobatik di udara masih berada di kamar mayat Rumah Sakit M Jamil Padang, menunggu proses pemulangan ke Malaysia.
Dia menambahkan, pihaknya siap untuk mendukung dalam proses pemulangan jenazah pilot pesawat ke Malaysia.
Semua biaya akibat kejadian tersebut akan ditanggung sepenuhnya dari pihak TNI AU, termasuk pemulangan jenazah hingga ke Malaysia," katanya.
Pesawat untuk pemulangan jenazah pilot pesawat ke Malaysia, tambah Awang Kurniawan, sudah disiapkan. "Pemulangan jenazah akan menggunakan pesawat jenis CN 35 milik TNI AU dari Skuadron Udara II, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.
Peristiwa jatuhnya pesawat jenis Christien Eagle dengan nomor N 21 H terjadi pada 23 Juni 2011 sekitar pukul 17.15 WIB.
Pesawat tersebut jatuh dekat salah satu rumah warga di Kompleks Perumahan Angkasa Puri, tetapi dalam peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sekitar kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar